Efek ‘Domino’ Kemenangan All England

salam duaribuan…

Kemenangan Pasangan Ganda Campuran, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir di All England 2012 kemarin, dilanjutkan dengan kemenangan di Swiss Open 2012 membuat publik Indonesia bisa bernapas lega menjelang gelaran empat tahunan Olimpiade yang edisi 2012 digelar di London, Inggris. Efek domino kemenangan All England tak hanya sebatas kepercayaan diri akan tradisi emas Olimpiade itu, media mulai mengeksporasi kehidupan pribadi sang artis lapangan, termasuk dalam Talkshow ‘Hitam Putih’ yang Kamis malam melakukan Tapping dengan tema kemenangan pasangan Indonesia ini di All England.

Di Studio Hitam Putih di Kompleks TransCorp di Jakarta, kamis malam digelar Tapping program talkshow ‘Hitam Putih’ Trans 7 yang menghadirkan pebulutangkis Indonesia peraih All England 2012, yakni Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Sukses itu membuat sang pelatih, Richard Mainaky turut mendampingi sang anak didik.

Tapping yang digelar Kamis malam Jumat (hihihi) itu, Tontowi Ahmad datang lebih dulu bersama sang pelatih 30 menit sebelum Tapping, sedangkan Liliyana hadir 10 menit jelang Tapping. Mereka pun dimake up untuk acara yang tayang di jam prime time itu.

Liliyana kala itu tiba mengenakan pakaian hitam bergaris putih yang dipakai saat All England lalu dipadukan dengan jaket merah putih. Tak lupa Butet juga menyelipkan uang Rp2.500 kepada petugas Parkir. Uangnya sendiri diserahkan langsung oleh Butet kepada petugas parkir.

Dalam acara itu, Lilyana datang diiringi oleh satu mobil avanza yang dibawa cowok. Cowok itu pun turun dari mobil dan menghampiri Butet. Cowok itu sendiri masih muda dan bertubuh kurus tinggi serta memakai kacamata, sangat brondong, apa pacar Butet?

Tontowi yang didampingi pacar barunya, Michelle Harminc datang dengan mengumbar senyuman bersama Sang Pelatih. Dalam acara yang dipandu host sekaligus produser Fokustik yang merupakan band besutan BNN, Deddy Corbuzier memberikan pertanyaan yang sempat membuat Owi mati gaya dan tidak bisa berkata-kata.

Owi mengungkapkan Butet yang sering sekali marah kepada Owi ketika Owi sering mati sendiri. Tak segan, Owi menyebut Seniornya itu dengan sebutan ‘Galak’. Tontowi Ahmad tanpa Butet nggak bisa, Owi pun mengakui hal itu, Owi bisa menjadi Jawara berkat permainan cantik Lilyana Natsir. Namun, dibalik kegalakannya itu, malam itu Butet berkaca-kaca mengingat masa lalunya. Ketika ditanya, Michelle sendiri mengaku Owi gak genit.

Butet nampak berkaca-kaca matanya, ketika itu Deddy memberikan susu pada Butet, ia mengungkapkan masa lalunya. Dulu, Butet sering nangis ketika sedang mengaduk susu. Ia selalu teringat dengan sang Mama yang ketika di rumah selalu membuatkan gadis Manado ini Susu setiap hari, namun ia harus mengaduk susu sendiri, sempat ia menangis ketika mengaduk susu.

Butet sendiri mengaku bahwa hal yang paling membosankan adalah latihan fisik yang membuat Butet sangat capek dan tidak ada senangnya. Soal pacar, Butet sendiri mengaku masih penjajakan (apa dengan brondong tadi?) tapi ia memilih dari luar atlet, alasannya dari atlet akan membuatnya malas bertemu tiap hari.

Pada awal acara, Deddy selalu mencerca butet dengan sebutan Lilyani, padahal nama Butet adalah Lilyana. Ketika ditanyai mengenai siapa saja lawan-lawannya, ia hanya mengatakan, “nggak penting”.. But, apa memang gitu? Mungkin ia melupakannya, namun tak mungkin ia tak mengingat sebelum bertanding kan? Gak lucu kalo bertanding tapi gak tahu lawannya.

Dalam acara itu, diperlihatkan juga video ketika Butet sedang melakukan aksinya di All England 2012 hingga menjuarainya. Ketika ditanyai Deddy mengenai gelar All England, Butet mengaku All England adalah turnamen bulutangkis tertua yang patut diperhitungkan selain Olimpiade. Namun, dalam beberapa sejarah, Peraih Gelar Olimpiade tak mendapatkan gelar All England. Semoga hal ini tidak terjadi pada Owi/Butet, sehingga ia bisa memenangkan emas ini untuk Indonesia.

Dalam acara itu, Butet juga menunjukkan sisi humor yang biasa ia tunjukkan, seperti mengatakan “Kita biasanya cinlok mas sesama atlet” (Butet bilang mas? menggoda gak kira-kira?), yang diikuti dengan cubitan Owi pada paha butet yang diikuti dengan deheman Owi. Pantes Owi berdehem, Owi sebelumnya berpacaran dengan Anneke Feinya sesama atlet Pelatnas namun kisah cinta mereka kandas, hati Owi pun digantikan oleh Michelle Harminc.

Bahkan ledekan Butet berlanjut dengan “pantesan masih anget”, mengingat hubungan Owi-Michelle baru sebulan, Deddy Corbuzier sendiri hanya bisa tertawa akan candaan Butet itu. Owi sendiri menjawab dengan tegang masalah itu pada Deddy (takut diputus kali ya).

Di account twitter Owi (@owixs_187), Owi pernah meretweet twit dari Mario Teguh mengenai kata-kata mutiara “Clean is sexy. wanita Bersih, paling menarik bagi lelaki. bersih pada diri, kata dan perilaku”. Owi sendiri menjawab dengan “masih adakah wanita seperti it?” Hemh… Apa dia mengomentari/menyinggung pacarnya sekarang atau pacarnya yang dulu? atau siapa gitu ya.. hemh.. bikin gosip gua…

Tawaan Lilyana Natsir sempat juga terbaca ketika salah satu fans yang mengingatnya ditanyai mengenai Lee Yong Dae, hemh.. Ada rasa ya LYD dan Butet? Gpp kok, entar anaknya jadi Playmaker handal sekaligus Pencetak Smash 100 Watt. Hahaha…

Richard Mainaky juga mengaku bahwa Tontowi punya karakter dalam bermain. Namun, Richard juga membuka kartu Owi, Owi selalu telat bertanding (apa karena kebanyakan pacaran?).

Buat lihat selengkapnya, Tacara ini akan disiarkan oleh Trans7 pada hari selasa atau rabu pekan depan. Jadi, So pantengin Trans7, pasti akan ada iklannya. Dan so pasti, Ratingnya bakal tinggi.. Sehingga memotivasi TransCorp buat nayangin gelaran bulutangkis lain..

Pacar Baru Tontowi Ahmad

Dalam acara itu, Tontowi Ahmad datang bersama pasangan barunya, seorang Model bernama Michelle Harminc. Hubungan yang baru berjalan sebulan pasca putus dengan sesama atlet bulutangkis juga, Anneke Feinya (mungkin penyebab turunnya semangat tanding Anneke Feinya yang berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari di WD).

Sesampainya di Jakarta, setiap acara yang dilakoni Owi, seperti melakukan serah terima hadiah atas kemenangan All England lalu, selalu didampingi oleh sang pacar barunya (apa pacarnya yang ngikut terus?).

Di Pelatnas, Owi adalah pribadi yang lebih rajin, ia selalu menambah jam untuk latihan di pagi hari sebelum latihan inti dilaksanakan, bahkan ia sangat ‘malas’ untuk yang namanya sarapan, jikalau sarapan, ia memilih roti sebagai santapannya. (Latihan inti di Pelatnas Senin – Sabtu pukul 07.00-11.00)

Menu makanan kesukaan atlet asal Banyumas kelahiran 18 Juli 1987 lalu itu adalah sayur asem, tempe serta sambel, meskipun jika makanan itu banyak tersedia, Owi tidak akan terlalu banyak memakannya, ia bukan orang yang hobi makan. Atlet yang beragama Islam ini akan berlaga di London 2012, sayangnya Olimpiade London digelar bersamaan Bulan Ramadhan. Pasang kuda-kuda buat stamina di London..

Menjadi pebulutangkis memang bukan cita-cita Tontowi Ahmad, melainkan impian ayahanda yang menjadi kenyataan. Muhammad Husni Muzaitun adalah seorang atlet bulutangkis sewaktu mudanya yang kini menjadi suami dari mantan atlet tenis meja semasa sekolah, Masruroh.

Pasangan itu akhirnya melahirkan seorang All England Champion, Tontowi Ahmad. Keseriusan Pak Husni terlihat dari niatnya membuat Hall latihan kecil untuk tempat berlatih bagi Owi di Banyumas, meskipun mereka adalah keluarga sederhana.

Dulu, Owi bisa berhasil sampai sekarang karena saat usia 12 tahun ia memutuskan keluar dari pondok pesantren (persis waktu Butet masuk PB Tangkas). Di Ponpes sendiri, Tontowi hanya betah selama beberapa minggu. Hingga sang ayah yang mantan pebulutangkis punya skill dan dapat mengajari Owi. Skill itu ditunjukkannya ketika melawan sang ayah, Owi selalu menang dan mendominasi pertandingan (yaeyalah, masih muda ama udah tua), namun tutur sang bapak, beliau selalu mendominasi sebelumnya.

Tutur sang bunda, resep kemenangan Owi adalah restu orang tua. Setiap hendak bertanding, Owi selalu menelpon sang bunda dengan logat jawanya. Dalam telponnya, Owi selalu meminta doa untuk kesuksesannya di lapangan.

Bakat + Latihan Keras = Liliyana Natsir

Sosok Calista Natsir, yang beberapa hari yang lalu berulang tahun kembali mengingat mengenai kisahnya dengan Lilyana sewaktu kecil. Calista dan Sang Bunda (Tante Olly) lah yang mengajari Liliyana Natsir bermain Bulutangkis di halaman rumahnya, masih berdekatan drum-drum oli yang bertebaran, keluarga pemilik toko Korona Motor itu mengajari Liliyana yang notabene masih bocah usia 9 tahun.

Keseriusan Butet pun membawa sang Ibu mendaftarkan buah hatinya ke PB Pisok yang berlanjut sampai bakat besarnya diketahui sang Pelatih. Bakat yang diketahui sang Pelatih itu membuat Liliyana menggenjot dengan latihan yang keras. Ia pun menjadi tumpuan PB Pisok meraih medali emas di Kejuaraan Bulutangkis di Manado.

Karakter Liliyana Natsir memang seperti laki-laki, keras, dingin dan mental kuat. Jika sekarang anda sedang galau memikirkan hidup anda, anda patut melihat masa terberat Liliyana Natsir.

Tahukah anda kapan masa terberat Liliyana? Jauh dari Orang Tua dan keharusan untuk Mandiri di Usia muda adalah masa paling berat yang membentuk watak Liliyana seperti saat ini. Seperti anak kecil yang jika ditinggal anak nangis-nangis, Liliyana juga pernah merasakannya. Belum setahun di Jakarta (PB Tangkas), ia minta pulang bertemu Orang tuanya.

Setiap orang pun pasti akan menangis, jika setiap hari bersama orang tua, tiba-tiba harus terpisahkan, rasa rindu pada orang tua, itu yang dirasakan Liliyana. Tangisan Butet tak hanya di Jakarta karena rasa kangen, sesampainya di Manado saat Libur panjang tiba, Butet meluapkan rasa rindu bersama ayah dan ibunya, ia tak ingin kembali ke Jakarta. Sang Ibu dengan sabar membujuk putri kecilnya untuk serius.

Akhirnya, bujukan sang Bunda lah yang menjadi motivasi Liliyana Natsir meraih prestasi yang mengantarkannya masuk Pelatnas pada tahun 2002. Seperti artikel sebelumnya, Liliyana pernah meraih Ranking di Kelas, ternyata beberapa nilai tertinggi yang didapatnya berasal dari Mata Pelajaran Olahraga, semua nilainya 9.

Kini Liliyana menjadi salah satu atlet senior yang masih ditakuti selama hampir 8 tahun ia menjalani turnamen bulutangkis Internasional. Namun ia pun pernah mengeluarkan kata-kata diplomatis namun menyimpan berbagai kritikan pedas terhadap PBSI. Nih beberapa pernyataannya.

Fokus dan Serius menjalani Pilihan Hidup

Dalam berbagai wawancara, Liliyana selalu menyebut kunci sukses pertandingannya adalah fokus dan keseriusan, pernyataan itu ditunjukkannya sejak kecil. Memilih bulutangkis menjadi pilihan Liliyana, ia pun fokus dan serius menjalani latihan. Hingga ia memulai karier di turnamen Internasional, fokus mempelajari lawan dan kelemahan pribadi adalah perhatiannya, Dilanjutkan fokus da serius membuat satu per satu poin.

Jangan diatas saja dieluh-eluhkan, nanti pas jatuh, tambah dijatuhin

Dengan nada prihatin seorang Liliyana Natsir, ia mengaku membutuhkan motivasi dari masyarakat. Ini merupakan kekhawatiran Lilyana Natsir tatkala suatu hari ia sudah tidak menunjukkan kualitas terbaiknya, masyarakat malah balik menghujatnya. Seperti model PBSI saat ini, ketika prestasi mandeg dan menurun, bukan diurus, malah memulangkan atlet ke klub, seperti dialami Maria Kristin atau Sony Dwi Kuncoro.

Sekarang ini, persaingannya lebih ketat

Lilyana Natsir tak memungkiri seluruh dunia kini punya atlet bulutangkis  berkualitas. Bulutangkis yang merupakan olahraga yang minim menimbulkan cedera itu kini merambah masuk ke negara-negara lain yang dulu bukan kandangnya bulutangkis, yang menurut Lilyana, salah satu faktornya adalah ekspor pelatih Indonesia seperti Rexy mainaky, Hendrawan, Atik Jauhari dan berbagai pelatih lain ke luar negeri, meskipun itu juga terjadi di China dan Korea. Ekspor itu sepertinya membuat PBSI kewalahan, sehingga mengimpor pelatih asal China untuk melatih Tunggal Putri Indonesia yang prestasinya tambah merosot.

Faktor Teknis dan Skill, Indonesia diatas

Lilyana Natsir bahkan memuji teknis dan skill para pebulutangkis Indonesia yang berada diatas pebulutangkis China. Tapi, Natsir juga mengakui kecepatan dan power pebulutangkis China sangat kuat, itu yang menjadi andalan para Pebulutangkis China. Selain itu, para pemain Indonesia sepertinya kalah mental ketika mengetahui lawannya adalah pebulutangkis China, itu pula yang ia rasakan Natsir, meskipun jam terbangnya yang tinggi saat ini membuatnya lebih percaya diri ketika bertemu China.

Menyiapkan Pebulutangkis untuk bisa mendekati prestasi seniornya

Mungkin hati Liliyana kini mulai lega, Junior-junior Indonesia saat ini sudah mulai menunjukkan kebolehannya. Lewat Melati Daeva, Lilyana Natsir mulai percaya ada prestasi besar yang akan ditorehkan pebulutangkis muda di masa depan. Melati yang kemarin meraih Hattrick mungkin bakal diikuti Junior Indonesia di Pelatnas yang hampir semuanya akan diturunkan di Vietnam International Challenge mendatang.

Siapa elo, siapa kamu, dulu ya dulu, sekarang ya sekarang, orang gak peduli

Itulah ucapan pedas yang diutarakan gadis Manado ini, Ia bahkan mencontohkan banyak atlet yang akhirnya harus jatuh miskin pasca pensiun dari dunia olahraga. Uang Pensiun juga menjadi perhatian Liliyana Natsir, di negara maju, ia mencontohkan adanya pensiun seumur hidup yang membuat para pebulutangkis atau atlet cabor lain mau menggeluti profesi ini.

Bulutangkis itu jalan hidup saya

Liliyana Natsir punya kebanggaan ketika menyebutkan bulutangkis itu jalan hidup saya. Ia pun bangga ketika bisa mengibarkan bendera merah putih. Karena itulah, demi menjalani hidup di dunia bulutangkis, ia sepenuhnya berlatih serius dan mencetak prestasi sebanyak mungkin, dan tak mengelak masalah materi hasil prestasi itu.

Sosok Liliyana Natsir pernah dibicarakan saat program acara Ceriwis di Trans TV. Kala itu program Ceriwis masih berpola talkshow in studio dengan simply fresh band yang mengiringi. Di awal segmen pertama, bintang muda ini selalu bercanda bersama Indy Barends dan Indra bekti.

Diawal acara, Bekti yang memegang raket menandingi kecerdikan Vita Marissa. Serve Bekti dibalas pukulan yang sebenarnya tidak seberapa namun cepat dari Vita. Berbeda dengan Vita, Liliyana yang kala itu masih imut dengan rambut acakan, membalas serve Bekti yang mengenai bagian selangkangan Bekti yang membuatnya jatuh. Sontak, pasangan Vita/Butet tertawa bersama dengan Indy yang nyeletuk, ‘masa depan lo tuh’.

Usai itu, Indy memperkenalkan bintang tamunya, tak mengenalnya, ia pun melihat contekan, hingga menyebut Vita Marissa dan Liliyana Natsir yang memenangkan WD Indonesia Open 2008 mengalahkan pasangan Jepang Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna. Kejadian unik sempat terjadi dalam gelaran Indonesia Open 2008 itu, yakni saat kok yang dipukul Satoko Suetsuna mengenai hidung Liliyana Natsir yang sempat tidak enak dan meminta maaf kepada Butet yang hanya bisa tertawa.

Kembali ke Ceriwis, dalam acara itu, Biodata kedua pasangan itu dibeberkan oleh Olga Syahputra yang kala itu masih orang baru di dunia entertainment. Beberapa fakta menarik terungkap dalam acara itu, termasuk Fakta mengenai Butet yang senang gonta-ganti HP dan Vita yang menyukai Komis Donald Bebek.

Dalam acara itu ada segmen Pengakuan Dosa, dimana Vita mengaku saat Junior ia pernah pergidan menyelinap masuk kembali ke Asrama Cipayung pada pagi harinya. Butet sendiri mengaku sebagai orang yang preman dan bandel. Bahkan ia pernah terjatuh dari pohon mangga karena ketiduran. Lagi-lagi ketika ditanyai mengenai harapan mereka, jawaban selalu sama, yakni meminta Pemerintah Menjamin Hidup mereka di hari tua, Mereka mengaku tak punya skill lain diluar Bulutangkis.

Games seru juga dilakukan oleh pasangan yang pernah dipasangkan dalam Gelaran Women’s Team Final Badminton SEA Games 2011 lalu. Mereka diminta meniup bola besi kecil di sepanjang lintasan yang disediakan. Namun menahan gelak tawa dan mencoba meniup bola besi kecil itu membuat muka mereka memerah, hingga mereka menggunakan tangan untuk mendorong bola itu.

Liliyana Natsir sekarang ditakuti sebagai seorang penyerang depan net, sehingga lawannya selalu menghindari permainan net. Lawan Owi/Butet pasti selalu mencari cara agar menghindari bola depan dan menekan Tontowi di Belakang. Jika Tontowi yang ada di belakang panik, Fokus Butet ikut terpecah, sehingga mereka sering kehilangan poin. Sehingga yang perlu diasah menurut Pelatih mereka, Richard Mainaky adalah Teknik bermain Owi dan mental Butet. Richard sendiri tak berharap mereka ada di unggulan 1 dalam drawing Olimpiade mendatang, pasalnya, tekanan akan datang ketika mereka berada di Unggulan 1, cukup Unggulan 2-4, tutur Richard.

Kini Liliyana dan Tantowi punya tips untuk mengalahkan pemain lain, yakni selalu pintar mengubah pola permainan. Hal itu lah yang mengantarkan mereka berhasil naik ke podium All England 2012. Meskipun dalam All England itu, masih ada ketidakpercayaan Owi yang berkali-kali bertanya pada Butet, “ci, beneran nih?”, seloroh Lilyana yang tersenyum mengingat kejadian itu.

Sambutan masyarakat Indonesia

Efek domino lain dari kemenangan All England adalah sambutan luar biasa dari berbagai kalangan. Pada 20 Maret 2012, di Bandara Soekarno Hatta, sore hari banyak Badminton Lovers yang hadir memenuhi Terminal kedatangan di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Beberapa media terutama Kompas juga turut serta dalam penyambutan itu. Tak kalah, Pengurus PBSI diantaranya sang Ketua (Djoko santoso) dan Sekjennya (Yacob Rusdianto) hadir dalam penyambutan itu. Yacob sendiri mengaku akan memberikan bonus kepada juara All England 2012 itu.

Bonus untuk Jawara All England 2012, Tontowi/Liliyana diberikan oleh masing-masing klub yang membesarkan nama mereka. Jika di lapangan, sering kedua pebulutangkis Ganda Campuran itu memakai pakaian dominan merah, di Jakarta 21 Maret lalu, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir memakai pakaian klub masing-masing. Owi dengan baju PB Djarum dan Butet dengan baju PB Tangkas.

Oleh Ketua PB Djarum, Joppy Rosimin dan Pembina PB Tangkas, Justian Suhandinata, diserahkannya bonus klub sebesar masing-masing Rp200.000.000 untuk mereka. Dalam memilih bonus ini, Pak Justian yang merupakan putra legenda diplomat bulutangkis, Suharso Suhandinata ini tawar menawar soal bonus.

Karena PB Tangkas tak sebesar PB Djarum, dana yang diberikan untuk penghargaan atlet sebenarnya minta ditawar dari 200 juta, tapi karena gengsi, akhirnya PB Tangkas memberikan nilai yang sebanding. Dalam acara itu pula, guyonan dilontarkan Pembina PB Tangkas itu, Justian menyebut bahwa Bonus untuk emas Olimpiade pasti akan lebih besar dari 200 juta, yakni 201 juta, tambah Justian yang membuat tawa.

Dalam acara itu, turut hadir 8 peraih All England lain dari PB Djarum, diantaranya Lim Swie King yang merupakan peraih All England pertama dari PB Djarum di tahun 1978.

Pembina PB Tangkas Alfamart yang akan segera berubah menjadi PB Tangkas Spech pada Mei mendatang, Justian Suhandinata yang turut memberikan orasinya dalam acara itu turut memberikan pernyataan diplomatis, “kompetisi harmonis yang transparan dan fair menghasilkan hasil yang luar biasa”.

Hadiah dan Bonus yang luar biasa ini dijadikan oleh Lilyana Natsir sebagai sebuah motivasi untuk terus berprestasi. Selain itu, ia juga menyebut bahwa Bonus ini akan dikumpulkannya sebagai bekal masa depan (untuk nikah maybe?)

8 gelar dalam 2 Tahun Berpasangan

Kisah pasangan yang baru dua tahun dipasangkan itu sungguh luar biasa, sudah 8 titel yang 3 diantaranya adalah gelar Superseries dibawa pulang. Duet ini berawal di tahun 2010, dimana kala itu jelang gelaran Asian Games di Guangzhou.

Kala itu, Richard yang dikabari akan keluarnya Nova dari Pelatnas mencari pengganti Nova untuk Liliyana, padahal kala itu jelang Asian Games, namun permainan Nova sudah tidak diharapkan lagi. Richard pun mengambil keputusan berat, membubarkan duel yang mempersembahkan 2 gelar Juara Dunia di tahun 2005 dan 2007 itu.

Liliyana Natsir pun dipasangkan dengan Devin Lahardi dan memenangkan gelaran Malaysia GPG 2010. Namun, duet itu dibubarkan kembali oleh Richard. Devin yang kecewa memutuskan gantung raket (Devin pernah jadi bintang tamu Sport 7 Weekend di Trans7, kala itu episodenya di kolam renang, ada yang ingat?).

Hingga ia pun dipasangkan dengan Tontowi Ahmad, yang sukses membawa berbagai gelar kembali ke Indonesia, yakni sebagai berikut.

  1. Juara Macau Open GPG 2010
  2. Juara India Open SS 2011
  3. Juara Malaysia Open GPG 2011
  4. Juara Singapore Open SS 2011
  5. Runner Up Indonesia Open SSP 2011
  6. Juara Macao Open GPG 2011
  7. Juara All England SSP 2012
  8. Juara Swiss Open GPG 2012

Itulah informasi menarik mengenai Tontowi/Lilyana yang sedang menjadi topik terhangat di bulutangkis Indonesia…

salam duaribuan…